iklan

Hanya dengan Membaca Puisi, Taufik Ismail Membuat Anak PKI Keluar dari Sarangnya!

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Budayawan dan penyair kondang yang selama ini dikenal sebagai tokoh anti-PKI, Taufiq Ismail, diteriaki provokator dan diusir oleh eks-PKI yang menjadi peserta simposium Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (19/04/2016) sore kemarin. 

Bukan hanya itu peserta lalu mengganggu proses jalannya pembacaan puisi hingga terjadi keributan. Taufiq tak selesai membacakan puisinya. 

"Kemarin Selasa (19/04) di Simposium Tragedi 1965 sesi sore saya baca pusisi diganggu habis-habisan. Saya melawan, ribut. Tak selesai baca puisi," ungkap Taufiq dalam pesan singkatnya kepada Suara Islam Online, Rabu subuh (20/04/2016). 

Kemarin sore, di sela-sela Simposium dua hari yang dibuka oleh Menkopolhukan Luhut B Panjaitan pada Senin lalu itu, Taufiq diundang untuk membacakan puisi. Saat Taufiq membacakan pusisinya, nampak duduk di depan Ketua Komnas HAM Imdadun Rahmat, anggota DPD asal Jakarta, AM Fatwa, dan Christianto Wibisono. 

Taufiq adalah penyair kenamaan yang dikenal sebagai salah satu pendiri Manifes Kebudayaan di tahun 60-an. Ketika itu, Manifes Kebudayaan terlibat perseteruan budaya dengan seniman atau sastrawan Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA) yang merupakan underbouw Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Majunya tokoh yang jug menolak Indonesia People Tribunal di Belanda 2015 lalu itu awalnya tak langsung disanggah oleh para audiens. Namun, puisinya berjudul "Angka Angka" yang mengungkap fakta tentang pembantaian Komunis di 75 negara pada masa perang dingin dianggap memprovokasi dan menyindir para korban 1965 adalah dalang dari Gerakan 30 September.

"Dimana-mana ideologi ini gagal total. Di bawa ke Indonesia oleh Muso...," ucapnya setengah berteriak.

Ucapannya ini lantas mendapat sorakan dari hampir semua audiens. Ilham Aidit, putra Ketua Umum PKI DN Aidit yang berdiri di seberang Taufiq pun berdiri dan meminta Taufik keluar. "Keluar. Provokator," ucap Ilham seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com. 

Nurlaela, dari Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Sulawesi Tengah mengklaim puisi yang dibacakan Taufiq bernada provokatif. "Sikap seperti itu kan tentunya merugikan keluarga korban untuk menuju proses rekonsiliasi dan menuntut rehabilitasi," klaimnya. 

VIDEO : 

sumber : suara-islam
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Hanya dengan Membaca Puisi, Taufik Ismail Membuat Anak PKI Keluar dari Sarangnya!"

Posting Komentar